PERSINAS ASAD Bersama PPSI Eratkan Sinergi Pencak Silat Menuju Indonesia Emas 2045

Silaturohim PB PERSINAS ASAD dan PPSI di bandung
BANTENNEWS | BANDUNG – Di tengah derasnya arus globalisasi, dua organisasi besar, Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) dan PERSINAS ASAD, bertekad menjaga agar pencak silat tetap menjadi jantung dari identitas budaya Indonesia. Dalam sebuah pertemuan penuh makna di Gedung Yayasan Atikan Sunda, Bandung, kedua organisasi ini meneguhkan komitmen untuk memajukan pencak silat menuju Indonesia Emas 2045, dengan menjaga tradisi yang sarat akan nilai-nilai leluhur, Jumat (30/09/2024).
Ketua Umum PPSI, Adil A. Fadilakusumah, Menuturkan bahwa pencak silat merupakan kebanggaan budaya bangsa Indonesia dan menegaskan bahwa pencak silat bukan sekadar seni bela diri, melainkan cerminan jiwa bangsa.
“Pencak silat adalah jati diri bangsa kita. Di sinilah terkandung nilai-nilai kepahlawanan, kesatria, dan kebijaksanaan yang harus terus kita rawat,” ujar Adil dengan penuh semangat.
Ia memandang PPSI sebagai benteng pertahanan bagi berbagai aliran pencak silat tradisional yang ada di nusantara, memastikan bahwa setiap gerakan, setiap langkah, tetap berpijak pada akar budaya.
Kunjungan Pengurus Besar PERSINAS ASAD ke PPSI bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah langkah nyata dalam membangun sinergi untuk melestarikan pencak silat. Teddy Suratmadji, Ketua Pengurus Besar PERSINAS ASAD, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi ini.
“Pengakuan UNESCO pada 2019 sebagai Warisan Budaya Takbenda bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab kita bersama. Pencak silat adalah warisan yang harus kita jaga dengan penuh kehormatan,” tegasnya.
Teddy mengajak seluruh perguruan silat untuk tidak hanya sekadar mempertahankan, tetapi juga mengembangkan seni tradisi ini agar tetap relevan di tengah zaman yang terus berubah. Ia menekankan bahwa pelestarian budaya bukan hanya soal melestarikan gerakan, tetapi juga menjaga roh dan semangat yang terkandung di dalamnya.
“Pencak silat adalah warisan yang berbicara tentang kearifan lokal, tentang keberanian, dan tentang cinta tanah air,” lanjutnya.
Lebih dari itu, Teddy melihat pencak silat sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, memberi peluang bagi generasi muda untuk mengukir prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia menyebut bahwa pengakuan internasional terhadap pencak silat tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, tetapi juga membuka jalan bagi para pesilat untuk meraih masa depan yang gemilang, termasuk melalui jalur prestasi untuk bergabung dengan TNI, POLRI, atau menjadi ASN.
Pertemuan ini menjadi bukti nyata bahwa pencak silat, sebagai warisan budaya bangsa, tetap hidup dan berkembang, menjadi pilar yang kokoh dalam perjalanan Indonesia menuju 2045. Dalam setiap jurus dan langkah yang diambil, tersimpan harapan bahwa Indonesia akan terus berdiri tegak, dengan identitas budaya yang kuat dan tak tergoyahkan.(Red)
Editor :Hary Santoso
Source : Redaksi